Hampir dua bulan magang di perusahaan ini...Agaknya Rabbku
tak hendak membiarkanku hidup sendirian.. Dia mempertemukan ku dengan banyak
orang baik.
Di antara sekian banyak orang baik di sini, aku ingin
bercerita tentang salah seorang di antaranya. Sebut saja namanya bunga. Eh, gak
dink,karena dia laki-laki sebut saja namanya.....hmmm.. Boyman.
Sukunya jawa, Cuma semenjak menghirup udara di dunia hingga saat ini dia hidup di Pulau Borneo. Baik sekali, tiap hari dia jadi pengantar jemput dari lahan ke penginapan, sering nginep di rumah, kalau sore ngajakin maen bola bareng, sampe2 beli raket baru barengan untuk duet di lapangan badminton setiap malam rabu dan malam sabtu. Anaknya cerdas, katanya juara 3 di kelasnya. Namun satu kekurangan Boyman ini...jarang banget solat. Jedyeeer!
Kalau diajak solat, dengan tenang sambil senyum dia akan langsung jawab “kamu aja”. sedih rasanya
melihat boyman yg setiap azan gak bergeming hatinya buat solat. Diajak gak mau.
Dipaksa? Jangan. Aku berfikir Boyman orangnya cerdas, yang melakukan sesuatu karena
kepahaman, bukan paksaan. Lagian siapa gue maksa-maksa? :D
2 bulan berlalu. Suatu sore boyman melihat-lihat isi
laptopku. Sepertinya ia sedang bosan. Cari-cari game gak ketemu. Aku coba
perlihatkan padanya Video solat berjamaah yang diimami oleh Syeikh Misy’ari
rasyid #Modus. Di video itu Syaikh membacakan surah Fussilat dengan begitu
khusyuk hingga seluruh jamaah solat tak mampu menahan tangis. Aku sendiri masih
gemetar meski acap kali melihat video
itu. Tapi yang bikin surprise si Boiman matanya berkaca2. Terharu dia. “Kena
deh”. Membuat suasana tambah jlebb, aku membaca arti ayatnya untuk boiman.
Sampailah di ayat yang ke 20 “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka,
pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang
telah mereka lakukan”...
Boiman beristighfar.... (masya Allah, ini suasananya haru
sekali..beneran)
Langsung terbangun pembicaraan seputar siksa neraka antara
kami berdua. Boyman tampak serius sekali mendengar pemaparanku. Sesekali dia
menutup muka di tengah2 pembicaraan kami. Pembicaraan berlangsung hingga azan
magrib berkumandang.
Tak patah arang, aku
ajak boiman solat, dan dia mau....Alhamdulillah ya Rabb...
Ba’da solat magrib boiman curhat loh. Dia mengaku menyesali
atas ketidaksolatannya setelah menginjak SMP. Tapi dia masih meyakini kalau
kemalasannya sangat besar dalam menjalankan solat. Aku tak menyalahkannya,
malah dia kuberi tantangan...untuk melawan rasa malasnya dibutuhkan kemampuan
untuk “memaksakan diri” . Aku tantang selama tiga hari penuh ini solat 5 waktu “tanpa bolong” buat latian. Dia
terima tantanganku...
Alhamdulillah.. semoga tak hanya tiga hari, tapi selamanya
hingga akhir hayat..keep spirit and pray for Boiman yang sedang menjalani
proses perubahan. (^0^)/
No comments:
Post a Comment