Monday, August 26, 2013

Di Jalan ini Perjuangan Bermuara



Ini tentang jalan dakwah...
Jalan yang dari setiap sisinya terajut benang merah dari dunia hingga ke surga...
Jalan yang kian terasing dari lingkar kehidupan manusia padahal tertaburi do’a do’a penghuni langit..
Dari sinilah perjuangan bermuara..
Totalitas amal yang berjalan beriringan dengan niat bersayap ..
Sayap niat yang terpatahkan oleh ujub dan riya akan mati berkalang dunia..
Sayap niat yang kokoh berbalur kesucian seyogianya  terbang ke langit menyentuh arsy..

Lantas di belahan dunia mana kisah perjuangan ini bermula?
TakdirNya menggariskan cerita di sepenggal firdaus dunia bernama Indonesia...
Seketika terbayang wajah-wajah terbakar di rohingya dan rabi’ah al adawiyah..
Seketika pula terlintas sosok putra-putra gaza dan  damaskus memanggul senjata, bernapas di tengah debu medan pertempuran...
Ujian yang sungguh berbeda..

Di tanah mereka, ujian berupa peluru tajam yang membuat awas setiap mata..
Di tanahku, ujian justru datang dari angin sepoi yang membuai setiap mata..
Di tanah mereka, hingar bingar ledakan yang berbaur dengan isak tangisan adalah ujian...
Di tanahku, justru ujian datang dari hujan yang menelusup sejuk hingga jiwa menjadi lalai..
Di tanah mereka, musuh begitu jelas berdiri membidik nyawa...
Di tanah ku, tidak jelas siapa musuh siapa kolega...
Waktu yang tersisa menuntut mereka bertahan dimana aku masih berupaya untuk bangkit...
Medan yang berbeda dengan kadar pengorbanan yang jauh dari sama...
Malas, lalai, cengeng dan kelemahan lainnya hanya akan membuatku semakin malu...
Malu pada Palestina, Suriah, Mesir, dan Rohingya..
yang darinya terbingkai galeri kepahlawanan yang menghiasi setiap jengkal perjalanan dakwah ini!

Pena telah terangkat dan sudah  tetap keputusan..
Di jalan dakwah ini langkah terjejak bergerak menemukan tujuannya...
dakwah ini akan menuntut segala dari pelakunya,ini pun telah dipahami,
 bahkan sebelum  keputusan terputuskan, semuanya telah terang purnama.
Inilah jalanku!


Sunday, August 18, 2013

Sepenggal Hari Bersama Mesir



Tiba pukul 23.22 WIB dan aku harus menggedor2 pintu kosan agar penjaga mendengar. Membukakanku pintu sambil terhuyung-huyung. sepertinya aa penjaga kosan memang baru saja terlelap. Aku sambil mengucapkan maaf plus terima kasih ngeloyor masuk sambil tersenyum janggal. Pertama karena kasihan lihat si aa terganggu istirahatnya, kedua karena di peraturan kos harusnya gerbang ditutup pukul 00.00 WIB, ketiga adegan ini sering terulang. Hmmm..Tersenyum janggal lagi.



Sudah di kamar, tapi mata belum jinak..malah jari tambah liar pengen nulis...

Akhirnya tertuanglah isi kepalaku tentang kejadian beberapa hari yang lalu...
Kudeta militer yang memaksa presiden terpilih Mesir, DR. Muhammad Mursi, turun dari panggung pemerintahan telah memicu reaksi masyarakat pendukungnya.Jutaan rakyat mesir turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi di berbagai daerah. Pilunya, aksi damai ini direspon secara represif oleh militer dan terjadilah adegan pembantaian massal yang membuat mata dunia terbelalak (meski dengan mulut tersumpal dan telinga rapat tersumbat). Ribuan nyawa meregang beserta darah yang  tertumpah di bumi kinanah. Astaghfirullah...

Namun sayangnya berita meninggalnya ribuan manusia di Mesir tak seheboh meninggalnya 4 orang di Boston. Sepi pemberitaan, tak satupun stasiun televisi yang bersemangat menayangkan tragedi kemanusiaan ini meskipun setiap menitnya jatuh korban baru. Media mainstream saat ini lebih tertarik pada kasus pembunuhan seorang manajer cantik, kasus curanmor, kasus pemerkosaan, dan kasus-kasus sempalan lainnya. Kalau pun ada ditayangkan sesekali dengan pengaburan opini. Akibat bungkamnya media mainstream ini sebagia besar masyarakat tak terbuka wawasannya, hingga tak tumbuh kepeduliannya. Padahal kepedulian itu adalah simbol kebesaran suatu bangsa.