Wednesday, April 11, 2012

Sabar itu Ada Batasnya (?)


Musibah. Sebuah alasan terang bagi seseorang untuk mencicipi pahitnya kesedihan. Harta yang hilang, sanak saudara yang telah tiada, hingga bencana yang tiba-tiba datang  mencabut kebahagiaan, seolah membangunkan kita dari mimpi indah yg panjang. Ya, mungkin mimpi adalah analogi yang tepat untuk mewakili proses kehidupan dunia yang melenakan. Layaknya orang yang dipaksa bangun dari tidurnya, keguncangan  merupakan sifat manusiawi yang kerap muncul dalam diri seseorang yang terkena musibah. Namun, beruntunglah orang yang ketika tertimpa musibah lantas bersegera menemukan apa yang menjadi peneguh jiwanya.
Sebuah sifat unik yang bisa membuat senyum manis tergurat dari hati yang sedang menangis. Sebuah kekuatan besar yang mempu melumpuhkan kemarahan. Meneguhkan yang patah, menambal yang terluka. Mengobarkan semangat kebaikan saat apinya meredup, selimut bagi hati dari kotoran nafsu duniawi. Inilah sabar. Oleh karenanya sabar bukanalah barang murah yang biasa dimiliki oleh semua orang. Karena  sifat melapangkan kesabaran di tengah himpitan musibah adalah karakter yang hanya melekat pada diri orang-orang mukmin.

Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan r.a., berkata bahwa Rasulullah bersabda,” Sungguh unik urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (h.r. Muslim)

Cukuplah hadits di atas menerangkan bahwa karakter sabar adalah milik orang-orang beriman. Iman yang dimaksud bukanlah iman yang hanya datang dari sekedar pengakuan lisan manusia. Tapi inilah sebenar-benarnya iman. Iman yang telah teruji. Iman yang semakin kuat saat ujian datang dengan gelombang yang kian membesar. Dan Dia Sang Penguji manusia berfirman:
”Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu…” (Muhammad: 31)

Maka berbahagialah orang  yang telah melekat dalam dirinya kesabaran. Mereka yang menjadikan sabar sebagai tameng dalam menghadapi deraan musibah. Mereka yang menjadikan sabar sebagai api penyulut semangat beramal solih. Mereka yang menjadikan sabar sebagai dinding pemisah dari kemakiatan. Di sepanjang perjalan hidupnya kesabaran ini senantiasa ia perkokoh sebagai bukti ketaatan terhadap titah Tuhannya:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu…” (Ali Imran: 00)

Inilah sahabat…betapa orang sabar akan  tetap bertahan di jalan ini (Islam) hingga ujung perjalanan hidupnya. Sehingga di ujung perjalanan dunia ini yang merupakan awal penitian akhirat, ia akan merasakan betapa manisnya buah kesabaran yang dahulu ia perjuangkan.  Sebaik-baik balasan tanpa batas, untuk kesabaran tanpa batas. Karena Allah telah berjanji dalam Ayat suci-Nya:

“… Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)

#pesan saya..jadi  orang  penyabar ya... :)

No comments:

Post a Comment