Ya, sore itu aku bergegas menemani sahabat untuk membeli
keperluan berbuka puasa sunnah kamis untuk marbot.
“10 menit lagi...Berharap
tidak terlambat menghadiri buka puasa bersama temen2 Faperta”, batinku dalam
hati. Berdua mengendarai motor. Tanpa helm tanpa STNK.. gak OK banget deh
pokoknya. Alhasil dipertigaan Bara di STOP pak polisi.. “Selesai sudah”,
batinku.
Aku pun nurut di bawa ke kantor. Aa, sahabatku langsung
pulang mengambil STNK yang ketinggalan di marbot. Di kantor, Pak Polisi
menerangkan lagi kesalahanku yang sudah jelas. Yah, mau gimana lagi pak. Dan
aku pun minta maaf rada menyesal... #dan kesal *ups.
Beliau minta "damai". Aku minta slip biru. Beliau bilang slip
biru repot. Aku tetep bilang, pokoknya slip biru..“Saya gak masalah repot pak,
yang penting saya bayar denda pada negara.” Tegasku. Pak polisi diam dan rada
bersungut-sungut sambil menulis surat tilang. Langsung saja ku stop, “pak jangan
ditulis dulu..tunggu teman saya dulu yang masih ngambil STNK. Saya Cuma mengantarkan
dan keputusan ada di beliau”. Pak polisi jawab ketus “oh gitu, tapi tadi ngotot
banget si masnya”. Aku mesem-mesem.
Lama juga si Aa, ditunggu tidak datang-datang. Daripada
suasana diam mencekam, aku memaksakan diri membuka pembicaraan.
Aku: Bapak asli mana?
Pak Polisi: Asli sini. Mas mahasiswa IPB kan? Semseter berapa?
Yang namanya mahasiswa kan berpendidikan, taat aturan lah. *masih ketus
Aku: iya pak, saya ngaku salah. Tapi bapak kan pelayan
masyarakat juga harus ramah dalam melayani rakyat. *aku lihat rona wajahnya sedikit
berubah. “Iya saya semester 7, mahasiswa Faperta” lanjutku.
Pak polisi: sama. saya gini-gini juga mahasiswa mas. Saya
semster 9 di universitas Unp** Bogor jurusan hukum.
#loh
Pembicaraan berlanjut. Jadi sharing tentang penelitian.
#loh?
Ternyata pak polisi yang satu ini beneran masih mahasiswa.
Dia penelitiannya tentang obat oplosan yang beredar di Jakarta. Pembicaraan
jadi semakin akrab. Nyambung kali ya karena sama-sama mahasiswa. Aku yang
sedari tadi pasang muka militer langsung pasang muka ikhwah.haha.. sambil menebar
senyum gitu...
Dan Aa pun datang. Dia bawa STNK nya.. “lama juga nih si Aa”,
pikirku.
STNK dibolak-balik, SIM yang tadi kuserahkan ke pak polisi
dibalikin lagi sambil dia bilang kepadaku,”jangan diulangi lagi ya mas, di
jalan raya kita ada etika..pake helm surat-surat lengkap, dsb. Tlng nanti
disampaikan ke mahasiswa yang lain. Sekarang mas boleh pergi.”, Jelasnya.
Aku manggut-manggut sambil jawab “Siap pak”. Alhamdulillah
bebas dengan damai, tanpa “UANG DAMAI”. Pokoknya tidak ada kata damai pada suap
menyuap.
Hidupkan motor, langsung lanjut menunaikan aktivitas belanja kebutuhan buka puasa marbot. Setelahnya, segera menyusul buka bersama temen-temen Faperta di warung Bakso Babakan Tengah,, Telat deh. Sekian.
Bogor, 31 Jan 2013
Apakah banget itu muka militer dan muka ikhwah, =)) #lol
ReplyDeletePas banget saya jawab pertanyaan kamu sekarang..liat aja ke mesir kini ma...ada bedanya gak?? :D
ReplyDeletemakin banyk "kabar-kabar" mu,,,,,makin besar aliran arus semangat tuk hidup. moga tulisanmu gak akan ada habisnya....
ReplyDeletegood Luck Ril
aliran hidup siapa fit? aamiin.ini emang lagi seneng2nya nulis tntng semuanya.haha.sukses buatmu juga fit
ReplyDelete