12 Mei 2011
Dari atas hamparan rahmat
Sahabat
ku tak menuntut semi saat gugur meranggas
hanya saja, belajarlah pada hujan saat kering mencekam dedaunan
kabarkan telaga hijau tatkala terik merah
teruslah ingatkan angin, tatkala hendak menjadi badai
jangan segan menarik waktu..saat ia kian terulur
dan jagalah wanginya hati, di saat dunia amis oleh kebohongan
Ikatan ini tak mati
kusaksikan sendiri, Ia menampar-nampar wajah pragmatis!
Membebat kematian, membebaskan kehidupan
meggantungkan mimpi pada dahan harapan
menginkubasi loyalitas
mengandung embrio keempatian
hingga melahirkan karya-karsa bersama
oleh karenanya, tak meski duka yang tinggal saat kau tiada
karena hujan tak semata duka Cumulo-nimbus yang ditinggal sang mentari
bisa jadi, ia adalah undangan eksklusif buat sang pelangi, bisa jadi
Sahabat,
kebahagiaan akan lebih bersinar saat cahayanya bisa kau bagi
hingga memori bersemayam tak urung pergi
karena kenangan bukan semata cincin-cincin kerat angin
yang hilang ditelan awan
namun ia adalah jejak yang membekas
hingga waktu menjadi pembatas
dan karena seberapapun batu disimpan, pasti akan lapuk dan hancur
sementara seberapa jauhpun berlian dicampakkan
kemilaunya akan tetap menarik perhatian
maka bersinarlah dengan pendar warnamu, wahai sahabatku
No comments:
Post a Comment